Kamis, 29 Desember 2011

MEMBUAT PROPOSAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Abstraksi
  1. Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan secara maksimal maka diperlukan proses pembelajaran yang kondusif dengan melibatkan semua komponen pembelajaran secara optimal. Salah satu komponen penting yang menjadikan proses pembelajaran menjadi lancar dan kondusif adalah ruang kelas.
  2. Ruang kelas sebagai tempat belajar melakukan aktivitas pembelajaran memiliki peranan yang strategis dalam rangka menciptakan suasana dan rasabelajar bagi para siswa. Keberadaannya membawa dampak yang lebih luas seperti,rasa aman, rasa memiliki, ketenangan dan hal-hal positif lainnya.
  3. SMA Islam PB.Soedirman sebagai salah satu sekolah di Jakarta Timur  juga merasakan betapa pentingnya keberadaan ruang kelas sebagai salah satu unsur penentu keberhasilan proses pembelajaran. Dari 20 ruang kelas yang ada 15  kelas dan 5 ruang praktik diantaranya Masih Kurang.
  4. Bertolak dari pemikiran di atas maka SMA Islam PB.Soedirman  menganggap bahwa pembangunan ruang kelas baru di SMA Islam PB.Soedirman adalah hal yang sangat penting dan mendesak untuk diwujudkan.
Untuk itulah kami mengajukan PROPOSAL Bantuan Penambahan Ruang Kelas


B.Visi dan Misi

Visi
Menjadikan SMA TEKNOLOGI Industri yang dipercaya Masyarakat karena unggul dalam Iman,Taqwa,Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta berwawasan Global

Misi
Menyiapkan Peserta didik agar memiliki aqidah yang benar, akhlaq yang mulia, akal sehat,dan amal shaleh. Memberikan bimbingan dan pengajaran dan pelatihan kepada peserta didik agar memiliki pengetahuan dan keterampilan teknologi sehingga mampu mandiri. Meningkatkan hubungan kerja sama dengan DU/DI sehingga terwujud pelaksanaan program pendidikan system ganda yang bersinergi. Mengembangkan sikap professional, entrepreneur, kemandirian, dan kedisiplinan. Menerapkan nilai –nilai budaya dan karakter bangsa.

C. Tujuan dan Sasaran.
  1. Memberikan tempat belajar siswa dengan segalaperlengkapannya.
  2. Menghindari mobilitas siswa pada saat jam efektifsehingga waktu yang tersedia dapat digunakan untuk belajar secara optimal.
  3. Agar pelaksanaan praktik sesuai dengan tingkat kemampuansiswa tanpa adanya alasan keterbatasan tempat di sekolah.


BAB II
PROGRAM PENAMBAHAN RUANG KELAS


A. Tahap Perencanaan
  1. Melakukan pendataan kondisi bangunan
  2. Membuat gambar sesuai kebutuhan :
  • Tata letak bangunan
  • Denah, tampak, potongan
  • Instalasi listrik penerangan
  • Instalasi air bersih dan air kotor
  • Gambar detail meliputi antara lain : kolom, atap, kosen,dan kuda-kuda dll.
c.  Menyusun analisis kebutuhan bahan dengan jenis dankwalitas sesuai dengan kondisi setempat, analisa harga satuan dan tenaga kerja;
d.  Membuat RAB pekerjaan penambahan ruang baru sekolah;
e.  Membuat rencana waktu pelaksanaan pekerjaan;
f.   Menyusun rencana kebutuhan tenaga kerja.


B. Tahap pelaksanaan
  1. Mengarahkan dan membimbing secara periodik kepadapelaksana selama pekerjaan berlangsung.
  2. Memeriksa dan membuat laporan kemajuan pekerjaan terhadaphasil pelaksanaan pekerjaan Pembangunan yang dilakukan oleh pelaksana.
  3. Memantau dan membuat laporan harian, mingguan dan bulananpelaksnaan pekerjaan kepada tim pembangunan
  4. Membuat foto perkembangan fisik pekerjaan yang menunjukan
  5. kondisi awal (0%), menengah (50%) dan akhir (100%).



BAB III
Metologi Pelaksanaan

A. Studi Pustaka
Penulisan ini menggunakan konsep studi lapangan atau dengan kata lain penulis mengambil data-data secara langsung dari SMA Islam PB.Soedirman, yang berada di Jl. Raya Bogor Km.24 Cijantung Jakarta Timur Indonesia.

B. Rencana Pembiayaan Ruang Kelas Baru secara Keseluruhan
Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan ruang kelas barusecara keseluruhan adalah sebesar Rp 250.000.000,00 ( Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah )dengan rincian anggaran biaya terlampir.

Kami berharap bahwa proposal ini mendapat persetujuansehingga Pembangunan Ruang Kelas Baru di SMA Islam PB.Soedirman  segera dapat direalisasikan guna menciptakan suasana proses pembelajaranyang kondusif dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan secara maksimal, Amien.
Jakarta, 07 Oktober 2011

Menyetujui,
Kepala Sekolah

PENGERTIAN KARANGAN

Tugas Bahasa I ( Kelompok )
Nama : Aji Yugo Utomo (17110078)
            Eka Riana Sari    (17110114)



Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuas

       Karangan dibedakan menjadi 3 jenis yaitu karya tulis non-ilmiah (karya non ilmiah), semi ilmiah dan ilmiah. Berikut penjelasannya:

         1. Karya tulis non-ilmiah (karya non ilmiah) 
           Karya tulis non-ilmiah (karya non ilmiah) adalah karya tulis ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya tulis non-ilmiah itu pun bervariasi bahan topiknya dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung oleh fakta umum. Bahasanya mungkin kongkret atau abstrak, gaya bahasanya mungkin formal dan teknis, atau formal dan populer. Macam-macam karya tulis non ilmiah:

             Dongeng
           Dongeng, merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Terkadang kisah dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut ke dalam dunia fantasi tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan. Kisah dongeng yang sering diangkat menjadi saduran dari kebanyakan sastrawan dan penerbit, lalu dimodifikasi menjadi dongeng modern.

             Cerpen
        Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.

             Novel
            Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti "sebuah kisah, sepotong berita". Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.

             Drama
             Drama adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti "aksi", "perbuatan". Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera.

             Ciri-ciri karya non-ilmiah biasanya bersifat:
- Non Teknis Konkrit :Informatif, bernada populer, imajinatif, dll.
- Teknis Umum :Informatif, umum, tidak untuk kepentingan pribadi, masalah secara umum, dll.
- Abstrak normal :Informatif, umum, non teknis, tidak untuk kepentingan pribadi, populer, dll.
- Spesifik Historis : spesifik, sumber sejarah, bahasa dan susunan formal, dll.
- Emotif : sedikit informasi, tidak sistematis, dll.
- Persuasif : cukup informatif, penilaian fakta tidak dengan bukti, bujukan untuk meyakinkan pembaca, dll.
- Deskriptif : Informasi sebagian imajinatif dan subyektif, pendapat pribadi, nampaknya dapat dipercaya.
- Kritik : Tanpa dukungan bukti, tidak memuat informasi spesifik, berprasangka menguntungkan, formal, dll.

         2. Semi Ilmiah 
      Semi ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.

         3. Karya ilmiah 
             Karya ilmiah adalah karya tulis yang penyusunan dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah.

             Karakteristik karya tulis ilmiah:
1. Isi kajian pada lingkup ilmu pengetahuan dan merupakan pembahasan suatu hasil penelitian.
2. Sosok tampilan mengikuti aturan penulisan ilmiah, bersifat metodis dan sistematis.
3. Dijiwai langkah sesuai dengan prosedur berpikir ilmiah dan menggunakan laras ilmiah.

              Syarat- Syarat Karya Kulis lmiah:
1. APIK (Asli, Penting, Ilmiah, Konsisten).
2. Bentuk/jenis karya tulis jelas.
3. Lengkap.
4. Pengesahan jelas.
5. Waktu Pembuatan logis.


JENIS KALIMAT MENURUT FUNGSINYA

Tugas Bahasa I ( Kelompok )
Nama : Aji Yugo Utomo (17110078)
            Eka Riana Sari    (17110114)




Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang  lengkap. Adapun dalam arti lain kalimat adalah  satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat dirinci menjadi kalimat pernyataan, kalimat pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat seruan. Semua jeis kalimat itu dapat disajikan dalam bentuk positif dan negatif. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

A. Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik). Misalnya:
Positif
1. Presiden Gus Dur mengadakan kunjungan ke luar negeri.
2. Indonesia menggunakan sistem anggaran yang berimbang.

Negatif
1. Tidak semua bank memperoleh kredit lunak.
2. Dalam pameran tersebut para pengunjung tidak mendapat informasi yang memuaskan tentang     
    bisnis komdominium di kota-kota besar.

B. Kalimat Pertanyaan (Interogatif)
Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca tanda tanya). Pertanyaan sering menggunakan kata tanya seperti bagaimana, di mana, mengapa, berapa, dan kapan. Misalnya:
Positif
1. Kapan Saudara berangkat ke Singapura?
2. Mengapa dia gagal dalam ujian?

Negatif
1. Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang disepakati?
2.  Mengapa tidak semua fakir miskin di negara kita dapat dijamin penghidupannya oleh negara?

C. Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)
Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin “menyuruh” atau “melarang” orang berbuat sesuatu. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik atau tanda seru). Misalnya:
Positif
1. Maukah kamu disuruh mengantarkan buku ini ke Pak Sahluddin!
2. Tolong buatlah dahulu rencana pembiayaannya.

Negatif
1. Sebaiknya kita tidak berpikiran sempit tentang hak asasi manusia.
2. Janganlah kita enggan mengeluarkan zakat kita jika sudah tergolong orang mampu.

D. Kalimat Seruan
Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin mengungkapkan perasaan “yang kuat” atau yang mendadak. (Biasanya, ditandai oleh menaiknya suara pada kalimat lisan dan dipakainya tanda seru atau tanda titik pada kalimat tulis). Misalnya:
Positif
1. Bukan main, cantiknya.
2. Nah, ini dia yang kita tunggu.

Negatif
1. Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
2. Wah, target KONI di Asian Games XIII tahun 1998 di Bangkok tidak tercapai.